“ Karena keinginan hati akan cinta bisa merusak persahabatan yang akan
berujung penyesalan diri ” Lina Nurdiana.
Aku berharap aku bisa berlabuh ke masa purba bahkan sebelum purba untuk
menghapus semua pilihan-pilihan di masa depan dan meninggalkan satu tujuan
hidup manusia yang pasti. Dan sebuah kisah pun dimulai.
“Sa, aku terlanjur cinta ma Andi, tapi tadi aku log in facebook-nya, dia
inbox-an ama mantannya. Andi masih perhatian ama Si Gia itu.” Sms dari Niken,
sahabat sekaligus tante kandungku yang sebaya denganku membuatku berpikir
kritis menangani masalah dilemanya.
“Sabar aja Ken, mungkin mereka sekedar deket biasa kayak kamu dan aku deket
ama Andi. ” Aku membalas pesannya sebisaku.
“Tapi Gia tuh kecentilan. Gedek banget aku ma dia.” Aku bisa melihat wajahnya yang manyun dalam imajinasiku.
“Sama Ken.Aku ma Sarah juga gedek ma dia. Justru karena dia centil, aku
yakin Andi bakal cepet berpaling..” Aku mencoba memberi semangat pada sahabatku
yang satu ini.
“Moga aja Sa.”
***
Siang ini sepi. Begitu sepinya hingga menyadarkanku kalau aku rindu sosok
pacar . Aku rindu
dimanja kayak dulu lagi.
dimanja kayak dulu lagi.
Aku meraih ponselku yang menggetarkan seperempat kasurku. Tampak 1 sms dari
Andi. Aku sih baru deket sama Andi sekitar 1 bulanan. Beda ama Niken yang udah
deket dari kelas 7 sampai kelas 9 sekarang ini. Berawal dari saling membalas
komentar di jejararing sosial facebook, Andi meminta nomor ponselku dan kamipun
sering sms-an. Andi pernah berkata kalau aku tuh cewek yang aneh. Dari luar dia
kira aku pendiem. Tapi katanya setelah deket ma aku, pandangannya berubah
drastis.
“Woy Pig, gi apa?” Pig itu nama ejekan dia buat aku. But, it’s okay, selama aku gak
berubah jadi babi beneran.
“Lagi bernafas nih Pink :D. Eh, kamu tau gak? Eh, Niken naksir kamu lho.” Tak
Cuma aku aja yang punya nama ejekan, Andi pun ku beri nama ejekan Pink.
“Ooh, Niken. Aku udah tahu dari dulu kali Sa. Beritamu udah kadaluarsa,
udah tengik. :D”
“ Kalo udah tahu, kenapa gak kamu tembak aja? Dia tu keren,
cantik, pinter, ideal, mantan Ketua OSIS lagi.” Cerocosku.
“Gimana ya Gi. Aku gak ada kemistri ama dia.” Sms-nya memblokade pikiranku.
Membungkamku karena ku sadar suatu hubungan tanpa ada kemistri akan membeku dan
tak akan pernah berjalan.
Ponselku bergetar lagi.
“Raisa, aku cinta ma kamu. Kamu mau gak jadi pacar aku?” Aku hanya melongo
membaca pesan dari Andi. Sungguh, cara nembak yang sangat dingin. Aku tahu dia
anaknya cuek. Tapi gak gini-gini amat kali.
“Haa?” Ku tekan send.
“Pulsaku habis. Lanjutin chattingan aja ya.”
Aku benar-benar terblokade oleh 2 pilihan. Antara sahabatku, dan aku yang
pengen pacaran. Aku mulai berfikir jika aku diam-diam pacaran ama Andi, pasti
nggak ngefek ama Niken. Tapi pacaran terlalu menyakitki Niken walau dia tak
mengetahuinya. Akhirnya aku pun memutuskan untuk menulis “Aku masih ragu Ndi.
Tapi aku sebenernya butuh pacar. Tapi Niken naksir kamu.Gimana kalau kita
temenan tapi kayak pacaran?” Ku kirim ke akun facebooknya.
Mati aku. Aku baru inget kalau Niken tahu paasword facebooknya Andi. aku
BODOH.
“Gitu juga boleh. Aku mau off dulu. Bye Pig Raisa.. :p” Aku tak menggubris
pesan terakhir Andi. Aku mencari profil akun facebook ‘Niken
Gandhini’ dan mengintip wall-nya sejenak. Benar saja, 3 status yang ditulisnya
berturut-turut tak lepas dari kata PENGHIANAT. Aku seorang
penghianat dan dijamin aku bakal masuk dalam daftar orang yang ia benci.
***
“Kamu kenapa kok cuek banget? Bosen ya? Mau naik pangkat jadi pacar, atau
temenan biasa?” Ku tekan send untuk semua kekesalanku pada Andi selama seminggu
ini. Aku mulai berfikir kalau penyebabnya dia cuek ama aku gara-gara dia masih
naksir ama mantannya. Terakhir aku liat statusnya “ Aku akan selalu menunggumu,
14-08-2010”. Tanggal itu adalah tanggal dimana Gia dan Andi jadian.
“Terserah kamu aja.” Balasan sms-nya membuatku frustasi.
“Kalo gitu kita temenana aja.” Ku metatap jauh menembus langit.
Berharap aku bisa kembali menjalin hubungan baik dengan Niken.
Ku putuskan untuk mengirim sms ke Sarah. Aku memintanya untuk menjadi
jembatan maafku pada Niken.
“ Niken mau maafin kamu kalau besok kamu ke kelasnya dan ngomong maaf
langsung.” Sms dari Sarah bersarang di kotak masuk hp-ku.
***
“Aku minta maaf Ken. Aku nyesel banget.” Aku hanya bisa berkata itu.
Kata-kataku seakan hilang tenggelam dalam rasa bersalahku yang masih
berkecambuk.
“Ya.” Niken cuek. Aku ngerti butuh waktu lama agar Niken bisa seutuhnya
maafin aku.
Kini ku belajar bahwa persahabatan jauh lebih berharga daripada cowok. Dan
jika aku dihadapkan pilihan antara persahabatan dan cowok lagi, aku akan memilih
sahabat.
TAMAT.
Author : @NurdianaLina
Tidak ada komentar:
Posting Komentar